Selasa, 20 Desember 2016

Pertemuan 6: Definisi, Penalaran, dan Silogisme

  • Pengertian Definisi
  • Definisi Berasal dari kata Latin definire : menandai batas-batas pada sesuatu menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.
  • Sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.
Definisi terdiri atas 2 bagian :
  • Bagian pangkal (definiendum) : Istilah yang harus diberi penjelasan.
  • Bagian Pembatasan (definiens) : Uraian mengenai arti dari bagian pangkal.

Macam-macam Definisi



Prinsip-prinsip Penalaran

Prinsip Identitas
  • “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”
  • Sesuatu yang disebut A maka sama dengan A yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain.
Prinsip Kontradiksi
  • “sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan”
  • Sesuatu tidaklah mungkin secara bersamaan merupakan A dan non-A.
Prinsip Eksklusi Tertii
  • “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah.”
  • Sesuatu X mestilah A atau non-A, tidak ada kemungkinan ketiga.


Proposisi Kategoris

Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas gubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah 
*Predikat  (P) menerangkan Subjek (S)









Silogisme Kategoris

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan kesimpulan sebagai proposisi ketiga.
Term Minor: pengertian yang menjadi subjek(S) kesimpulan. > Premis Minor
Term Mayor: Pengertian yang menjadi predikat(P) kesimpulan. > Premis Mayor
Contoh:

*Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif.
*Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan partikular
*Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular


Silogisme yang tidak mengikuti hukum-hukum silogisme disebut silogisme tidak beraturan atau silogisme tidak berstandar, yaitu:
  • Entimema. suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya, tetapi satu premis tidak dinyatakan.
  • Epikheirema. silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan.
  • Sorites. silogisme yang premisnya saling berkaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding.
  • Polisilogisme. bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme berikutnya.
Contoh 1:
Pr 1 : Semua ahli logika adalah ahli matematika.
Pr 2 : Beberapa filsuf bukan ahli matematika.
Konkl : Beberapa filsuf bukan ahli logika.

Contoh 2:
Pr 1 : Semua mahluk hidup bergerak.
Pr 2 : Semua binatang adalah mahluk hidup.
Konkl : Semua binatang bergerak.

Contoh 3:
Pr 1 : Semua laba-laba berkaki delapan.
Pr 2 : Tidak ada serangga yang berkaki delapan.
Konkl : Tidak ada laba-laba yang serangga.

Contoh 4:
Pr 1 : Semua pencinta damai adalah orang yang anti perang.
Pr 2 : Tidak ada Jenderal yang cinta damai.
Konkl : Tidak ada Jenderal yang anti perang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar