Peranan Filsafat
Pendobrak
Berabad-abad
lamanya intelektualitas manusia tertahan dalam tradisi dan kebiasaan. Dalam hal
itu, manusia terlena dalam alam mistik dan mitos. Manusia menerima begitu saja
segala penuturan dongeng dan takhayul tanpa mempersoalkannya lebih lanjut.
Orang beranggapan bahwa segala mitos dan takhayul itu merupakan bagian yang
hakiki dari warisan tradisis nenek moyang dan segala tradisi itu tidak boleh
diganggu gugat. Keadaan
tersebut berlangsung cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu-pintu
tradisi yang begitu sakral. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang
cukup panjang, namun pada akhirnya filsafat telah berperan selaku pendobrak
yang mencengangkan.
Pembebas
Sesungguhnya
filsafat berupaya membebaskan manusia dari kekurangan dan kemiskinan
pengetahuan. Filsafat pun membebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak
kritis yang membuat manusia mudah menerima kebenaran-kebenaran semu yang
menyesatkan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia
dari segala bentuk sesuatu yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi
manusia.
Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari
cara berpikir yang mistis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan
dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih
mendalam, yakni berpikir secara universal dan menemukan esensi suatu
permasalahan. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur
dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis dan
logis.
Obyek Filsafat
Obyek Material
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang di
fikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan mungkin
ada, jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut objek
material, yaitu segala yang ada dan mungkin ada tadi.
Obyek Formal
Selain objek material, ada lagi objek formal,
yaitu sifat penyeledikan. Objek formal filsafat ialah penyelidikan yang
mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat ialah penyelidikan yang mendalam.
Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris.
Persoalan Filsafat
- Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi (existence). Persoalan keberadaan atau eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu metafisika (sesuatu yang ada dibalik benda-benda fisik).
- Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth). Pengetahuan ditinjau dari segi isinya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu epistemologi (asal mula pengetahuan). Sedangkan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu logika.
- Persoalan nilai-nilai (values). Nilai-nilai dibedakan menjadi dua, nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nlai keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu etika. Nilai-nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu estetika.
Teori Kebenaran
- Teori kebenaran Koherensi, dapat melalui fakta sejarah apabila merupakan proposisi sejarah atau memakai logika apabila merupakan pernyataan-pernyataan yang bersifat logik. Contoh semua makhluk hidup membutuhkan air.
- Teori kebenaran korespondensi adalah persesuaian antara tentang fakta dan fakta itu sendiri. Jika suatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan ini benar. Jika tidak, maka pertimbangan itu salah.
- Toeri kebenaran pragmatis / inherensi adalah suatu proposisi itu bernilai benar apabila mempunyai
konsekwensi-konsekwensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.
- Teori kebenaran semantik yaitu bahwa proposisi itu ditinjau dari segi artinya atau maknanya. Apakah
proposisi yang merupakan pangkal tumpunya itu mempunyai referensi yang jelas.
- Teori kebenaran sintaksis adalah suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis yang baku.
- Teori kebenaran non deskripsi yaitu pengetahuan akan memiliki niai benar sejauh pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari
- Toeri kebenaran logik yang berlebihan adalah
bahwa problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal
ini akibatnya merupakan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak
dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logik yang sama yang masing-masing
saling melingkupinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar