Selasa, 20 Desember 2016

Pertemuan 7: Prinsip-prinsip Metodologi

Pengertian Metodologi

Metodologi berasal dari kata metode dan logos Metodologi dapat diartikan ilmu yang membicarakan tentang metode – metode. Metode berasal dari kata Yunani Methodos, kata depan Meta (menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah). Methodos dapat diartikan penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Jadi Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.

Metodologi
Metode
Methodos dan Logos
Logos
Science of Methods
Petunjuk pelaksanaan/teknis
Konsep teoritis berbagai metode
Suatu prosedur yang sistematik
Bersifat umum
bersifat khusus
Pengkajian dalam mempelajari peraturan
Prosedur mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis



Unsur-unsur Metodologi



Rene Descartes
  • Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat yang pada umumnya dimiliki semua orang.
  • Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah.
  • Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagu penerapam metode.
  • Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra.
  • Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia.
  • Adanya 2 jenia pengetahuan : Pengetahua spekulatif dan pengetahuan praktis.

Alfred Jules Ayer
  • Penganut paham Positivisme (verifikasi) : sesuatu yang tidak dapat diukur itu tidak mempunyai makna.
  • Ayer memperluas prinsip verifikasi tsb : Prinsip verifikasi itu merupaka pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak.
  • Suatu cara yang sederhana untuk merumuskan hal itu adalah dengan mengatakan bahwa suatu kalimar mengandung makna, jika dan hanya jika proposisi yang diungkapkan itu dapat dianalisis atau dapat diverifikasi secara empiris.
  • Verifable dalam arti lunak : jika suatu proposisi itu mengandung kemungkinan bagi pengalaman atau merupakan pengalaman yang memungkinkan.

Karl Raimund Popper
  • Prinsip Falsifikasi : sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.
  • Proper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori ilmiah selalu bersifat hipotesis, tidak kebenaran terakhir.
  • Popper menolah cara kerja induksi ( Pengamatan -> hipotesis -> bukti empiris -> jika benar, hipotesis menjadi hukum) , terutama pada asas verifikasi, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti – bukti pengamatan empiris.
  • Popper mengajukan prinsip FALSIFIABILITAS. Sebuah hipotesis, hukum atau teori kebenarannya hanya bersifat sementara, sejauh belum ditemukan kesalahan –kesalahan yang ada.
  • Saat salah satu unsur hipotesis yang dibuktikan salah untuk digantikan dengan unsur baru yang lain, sehingga hipotesis telah disempurnakan.
  • Menurutnya apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan segala penyangkalan, maka hipotesis tersebut semakin diperkokoh.

Michael Polanyi
  • Pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif masyarakat ilmiah yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan terungkapnya kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi.
  • Polanyi mengkritik Positivisme : objektifitas sebagai tujuan. Tujuan dapat dicapai dengan syarat bahwa fakta yang diteliti, metode yang dipakai untuk memahami realitas, serta pembuktian yang dipakai untuk menguji kebenaran harus lepas dari personalitas manusia.
  • Polanyi menekankan betapa pentingnya penemuan (discovery) dalam ilmu pengetahuan, tidak sekedar verifikasi.
  • Teori ilmu pengetahuan polanyi bertitik tolak dari kenyataan bahwa kita dapat tahu lebih banyak daripada yang dapat kita katakan. Dalam struktur ilmu pengetahuan terdapat 2 bagian besar jenis pengetahuan yang membentuk struktur : pengetahuan yang termasuk segi implisit (tidak terungkap) dan bagian segi eksplisit.
  • Polanyi merintis suatu model perkembangan baru ilmu-ilmu dengan memadukan secara jernih antara nilai dan fakta, sehingga ilmu-ilmu dkembangkan dapat sejalan dengan perkembangan masyarakat.

Pertemuan 6: Definisi, Penalaran, dan Silogisme

  • Pengertian Definisi
  • Definisi Berasal dari kata Latin definire : menandai batas-batas pada sesuatu menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.
  • Sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.
Definisi terdiri atas 2 bagian :
  • Bagian pangkal (definiendum) : Istilah yang harus diberi penjelasan.
  • Bagian Pembatasan (definiens) : Uraian mengenai arti dari bagian pangkal.

Macam-macam Definisi



Prinsip-prinsip Penalaran

Prinsip Identitas
  • “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”
  • Sesuatu yang disebut A maka sama dengan A yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain.
Prinsip Kontradiksi
  • “sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan”
  • Sesuatu tidaklah mungkin secara bersamaan merupakan A dan non-A.
Prinsip Eksklusi Tertii
  • “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah.”
  • Sesuatu X mestilah A atau non-A, tidak ada kemungkinan ketiga.


Proposisi Kategoris

Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas gubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah 
*Predikat  (P) menerangkan Subjek (S)









Silogisme Kategoris

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan kesimpulan sebagai proposisi ketiga.
Term Minor: pengertian yang menjadi subjek(S) kesimpulan. > Premis Minor
Term Mayor: Pengertian yang menjadi predikat(P) kesimpulan. > Premis Mayor
Contoh:

*Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif.
*Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan partikular
*Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular


Silogisme yang tidak mengikuti hukum-hukum silogisme disebut silogisme tidak beraturan atau silogisme tidak berstandar, yaitu:
  • Entimema. suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya, tetapi satu premis tidak dinyatakan.
  • Epikheirema. silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan.
  • Sorites. silogisme yang premisnya saling berkaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding.
  • Polisilogisme. bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme berikutnya.
Contoh 1:
Pr 1 : Semua ahli logika adalah ahli matematika.
Pr 2 : Beberapa filsuf bukan ahli matematika.
Konkl : Beberapa filsuf bukan ahli logika.

Contoh 2:
Pr 1 : Semua mahluk hidup bergerak.
Pr 2 : Semua binatang adalah mahluk hidup.
Konkl : Semua binatang bergerak.

Contoh 3:
Pr 1 : Semua laba-laba berkaki delapan.
Pr 2 : Tidak ada serangga yang berkaki delapan.
Konkl : Tidak ada laba-laba yang serangga.

Contoh 4:
Pr 1 : Semua pencinta damai adalah orang yang anti perang.
Pr 2 : Tidak ada Jenderal yang cinta damai.
Konkl : Tidak ada Jenderal yang anti perang.

Pertemuan 5: Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Pengertian Filsafat Ilmu

The Liang Gie : Segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.

Conny R. Semiawan : terdapat 4 titik pandang dalam filsafat ilmu:

  1. Perumusan Worldviews yang konsisten dengan, dan pada beberapa pengertian didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting.
  2. Suatu eksposisi dari presuppositions dan predispositions dari para ilmuan.
  3. Suatu disiplin yang didalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan.
  4. Patokan tingkat kedua (second-order-criteriology)
Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan.

Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-dasar ke empirisan, rasional dan pragmatisan.

Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.


Definisi Ilmu Pengetahuan
  • Asal kata : Science (b.inggris), Scientia/ Scire (b.latin) yang berarti mempelajari, mengetahui.
  • The Liang Gie: ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaah yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia dalam berbagai segi dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
  • Bahm : ilmu pengetahuan melibatkan 6 macam komponen yaitu : Masalah (problem), Sikap (attitude), Metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclution) dan pengaruh (effect).

Ciri-Ciri Ilmu
  • The Liang Gie: Empiris, sistematis, objektif, analitis, verifikatif.
  • Daoed Joesoef: Ilmu pengetahuan mengacu pada produk, proses dan masyarakat.
  • Van Melsen: Metode, tanpa pamrih, universalitas, objektivitas, verifikasi, progresivitas, kritis dan tautan antara teori dengan praktis.
  • M. Hatta: ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiat, kedudukan dan bangunannya.
Pengetahuan Ilmiah menurut The Liang Gie mempunyai 4 bentuk, yaitu:
  1. Deskripsi
  2. Preskripsi
  3. Eksposisi Pola
  4. Rekonstruksi Historis

Pengelompokan Ilmu



Siklus Empiris dan Penyelidikan Ilmiah



Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Kurun Waktunya

Ilmu Pengetahuan Konvensional
Ilmu pengetahuan konvensional mengedepankan mitos, daripada logos(logika).

Ilmu Pengetahuan Modern
Ilmu pengetahuan modern mengutamakan rasio, akal sehingga segala sesuatu harus bersifat rasional. Mengedepankan logos(logika) daripada mitos.



Perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern

Konsep atau teori Pengetahuan modern berkembang berabad-abad, sejak manusia mempelajari alam semesta. Thales sebagai Bapak ilmu pengetahuan, Aristoteles, Scorattes sampai ke generasi Newton. Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan terus berkembang hingga melahirkan teori-teori dan wujud untuk kepentingan umat manusia. Aristoteles berpendapat, berdasarkan pengamatan bebnda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda tak hidup. Contoh cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk dan lain lain.

Ilmu Pengetahuan Abad Ke-13
Nikolas Kopernikus berkebangsaan Polandia yang mencetuskan revolusi dunia ilmu. Teorinya menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya yang diedari oleh bumi serta planet lainnya.

Ilmu Pengetahuan Abad Ke-16
Siar Isaac Newton Berkebangsaan Inggris yang mencetuskan hukum gravitasi bumi, pencipta teleskop cermin. Teorinya sangat mempengaruhi alam pikiran abad-18.

Ilmu Pengetahuan Abad Ke-18 dan 19
Perkembangan ilmu pengetahuan abad 18, 19 melahirkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Thomas Alpha Edison, dengan lampu listriknya dan Albert Enstain dengan teori atomnya.

Puncak Pengetahuan di Abad 20
Para ilmuwan memanfatkan materi dan energi. Materi merupakan benda sedangkan energi yang memiliki kekuatan. Materi merupakan benda-benda hasil olahan dan energi berwujud dalam berbagai bentuk antara lain cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan sebagainya.


Pertemuan 4: Filsafat Pengetahuan

Pengertian Epistemologi
  • Asal kata : Episteme (pengetahuan atau kebenaran) dan Logos (pikiran, kata, teori)
  • Secara etimologi : teori pengetahuan yang benar ( theory of Knowledge)

Terjadinya Pengetahuan:
  1. Pengalaman indra
  2. Nalar (reason)
  3. Otoritas (authority)
  4. Intuisi (intuition)
  5. Wahyu (revelation)
  6. Keyakinan (faith)

Jenis-Jenis Pengetahuan:

Soejono Soemargono: Pengatahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah

Plato: Pengetahuan eikasia(khayalan), pistis (substansial), dianoya(matematik), dan neosis(filsafat)

Aristoteles: produksi(seni), praktis(etika, ekonomi, politik), teoritis(fisika, matematika, metafisika)


Asal-usul Pengetahuan:

Aliran dalam pengetahuan: rasionalisme, empirisme, kitisisme, dan positivisme

Metode ilmiah: metode ilmiah yang bersifat umum dan metode penyelidikan ilmiah

Sarana berpikir ilmiah: bahasa ilmiah, logika dan matematika, logika dan statistika.


Pengertian dan Hubungan Ilmu, Filsafat, dan Agama

Pengertian Ilmu, filsafat, dan Agama
  • Ilmu adalah sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu pengalaman tertentu yang disusun melalui sistem tertentu, sehingga menjadi suatu kesatuan. Menurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga kesimpulan, yaitu:
    1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan.
    2. Suatu pendekatan/metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia.
    3. Suatu cara yang mengijinkan kepada ahli-ahli lainnya untuk menyatakan suatu proporsi
  • Filsafat menurut Plato dan Al Faraby; filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
  • Agama. Terdapat perbedaan pengertian agama dikalangan tokoh agama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bidik terhadap agama..Agama diartikan secara praktis, adalah suatu keyakinan akan adanya aturan/jalan hidup (way of life) yang bersumber dari suatu kekuatan yang absolut (Tuhan). Agama memiliki empat perangkat sbb:

    1. Adanya pengatur (Tuhan) sebagai kebenaran yang pertama dan terakhir.
    2. adanya aturan (kode hukum) yang harus dipahami yang termaktub dalam kitab suci dan kebenarannya bersifat ansolut.
    3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa aturan hukum.
    4. Adanya komunitas (manusia) sebagai pelaksana aturan yang bersumber dari Tuhan.

Hubungan Ilmu, Filsafat dan Agama

ILMU, mencari kebenaran dengan cara penyelidikan (riset) sesuai dengan eksistensinya yang berhubungan dengan alam empiris.Dalam penyelidikan ilmu selalu mencari hukum sebab akibat. Sebagai hukum sebab akibat maka kebenaranya pasti ada.

FILSAFAT, karena selalu berhadapan denga alam empiris, (metafisika, ghaib) maka ia komit dengan organon (alatnya) yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.

AGAMA, menemukan konsep kebenaran bersumber pada wahyu, kebenarannya bersifat mutlak, absolut sebagiai kebenaran tertinggi.

"Hubungan ilmu, filsafat dan agama, Albert Einstein mengatakan dengan singkat’ “science with out is blind, religion with out science is blame” Ilmu tanpa agama itu buta, agama tanpa ilmu itu lumpuh."


Pertemuan 3: Keragaman dan Pengelompokkan Ilmu Pengetahuan

Ilmu Formal dan Ilmu Non Formal

Ilmu Formal
Suatu ilmu disebut formal (non empiris) karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya tidak bermaksud menyelidiki secara sistematis data-data indrawi yang konkret, contohnya matematika dan filsafat.

Ilmu Non-Formal
Suatu ilmu disebut non formal (empiris) karena di dalam ilmu ini pengalaman indrawi memainkan peranan sentral/utama, seluruh kegiatannya berusaha menyelidiki secara sistematis data-data indrawi yang konkret, contohnya ilmu hayat, ilmu alam, dan ilmu manusia.



Ilmu Murni dan Ilmu Terapan


Ilmu murni/teoritis adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran. Contohnya matematika dan metafisika.

Ilmu terapan/praktis adalah ilmu yang bertujuan untuk diaplikasikan atau diambil manfaatnya. Contohnya ilmu kedokteran, teknik, hukum ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi, dan ekologi.


Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis

Ilmu nomotetis berkaitan dengan ilmu-ilmu alam. Obyek pembahasannya adalah gejala-gejala pengalaman yang dapat diulangi terus menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Contohnya ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.

Ilmu Idiografis berkaitan dengan ilmu-ilmu budaya. Obyek pembahasannya adalah obyek bersifat individual, unik dan hanya terjadi satu kali dan mencoba memahami obyeknya menurut keunikannya itu. Contohnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan sebagainnya.


Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif


Deduksi (Umum > Khusus) ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum dan abstrak menyimpul­kan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual, matematika termasuk salah satu contohnya.

Induksi (Khusus > Umum) ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual menarik kesimpulan tentang hal-hal yang bersi­fat umum dan abstrak.


Naturwissenschaften dan Geisteswissenschaften

Natur, adalah ilmu pengetahuan alam dan obyek  pembahasan­nya adalah benda-benda alam/gejala-gejala alam.

Geist adalah  ilmu budaya dengan obyek pembahasannya adalah produk-produk manusiawi.  Ciri khas ilmu budaya adalah bahwa ia mempunyai metode tersendiri yang tidak bisa diambil dari metode ilmu alam. Ilmu budaya mendekati obyeknya dengan cara 'verstehen' (mengerti/memahami). Ilmu alam mendekati obyeknya dengan cara 'erklaren' (menerangkan).



Beberapa Pandangan Tentang Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf


The Liang Gie
Ada 6 jenis obyek material pengetahuan ilmiah antara lain ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial, dan proses tanda.
Konsepsi pembagian ilmu yang sistematis oleh The Liang Gie dapat digambarkan sebagai berikut:

No
Jenis Ilmu
Ragam Ilmu
Ilmu Teoritis
Ilmu Praktis
1
Ilmu-ilmu matematis
Aljabar
Accounting
Geometri
Statistik
2
Ilmu-ilmu fisis
Kimia
Ilmu keinsinyuran
Fisika
Metalurgi
3
Ilmu-ilmu biologis
Biologi molekuler
Ilmu pertanian
Biologi sel
Ilmu peternakan
4
Ilmu-ilmu psikologis
Psikologi eksperimantasi
Psikologi pendidikan
Psikologi perkembangan
Psikologi perindustrian
5
Ilmu-ilmu sosial
Antroplogi
Ilmu administrasi
Ilmu ekonomi
Ilmu marketing
6
Ilmu-ilmu linguistik
Linguistik teoritis
Linguistik terapan
Linguistik perbandingan
Seni terjemahan
7
Ilmu-ilmu interdisipliner
Biokimia
Farmasi
Ilmu lingkungan
Ilmu perencanaan kota

Cristian Wolff
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut :

Ilmu pengetahuan empiris:
Kosmologis empiris,
Psikologi empiris.

Matematika :
Murni : Aritmatika, Geometri, Aljabar.
Campuran : Mekanika, dan lain-lain.

Filsafat :
Spekulatif (metafisika) :
Umum  -  Ontologi.
Khusus : Psikologi, Kosmologi, Theologi.

Praktis :
Intelek  -  /Logika.
Kehendak : ekonomi, etika, politik.
Pekerjaan fisik : teknologi.


Cristian Wolff
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut :

Ilmu pengetahuan empiris:
Kosmologis empiris,
Psikologi empiris.

Matematika :
Murni : Aritmatika, Geometri, Aljabar.
Campuran : Mekanika, dan lain-lain.

Filsafat :
Spekulatif (metafisika) :
Umum  -  Ontologi.
Khusus : Psikologi, Kosmologi, Theologi.

Praktis :
Intelek  -  /Logika.
Kehendak : ekonomi, etika, politik.
Pekerjaan fisik : teknologi.


Jurgen Habermas

Sifat Ilmu
Jenis Ilmu
Pegetahuan yang Dihasilkan
Akses kepada Realitas
Tujuan
Empiris-Analitis
Ilmu alam dan sosial empiris
Informasi
Observasi
Penguasaan teknik
Historis hermeneutis
Humaniora
Interpretasi
Pemahaman arti via bahasa
Pengembangan inter subjektif
Sosial-Kritis
Ekonomi, sosiologi, politik
Analisis
Self-Reflexion
Pembebasan kesadaran non-reflektif